POLITIK
Reses Made Urip Resmikan Pabrik Penyosohan Beras Senilai Rp3 Miliar
Jembrana, JARRAKPOS.com – Setelah Turba atau turun ke bawah menyerahkan secara simbolis bantuan Alsintan, Program KBR (Kebun Bibit Rakyat), Program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dan pabrik UPPO (Unit Pengolahan Pupuk Organik) di Kabupaten Buleleng dari APBN tahun anggaran 2019 senilai Rp1,036 miliar, Minggu (8/3/2020), kini giliran petani dan krama subak di Kabupaten Jembrana disambangi oleh Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si.
Lagi-lagi, Anggota DPR RI lima periode yang dijuluki wakil rakyat sejuta traktor ini, membawa oleh-oleh bantuan, sekaligus meresmian Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) senilai Rp3 miliar yang ditandai dengan penguntingan pita oleh Made Urip. Selain menyerahkan bantuan pabrik penyosohan beras berkapasitas 10 ton tersebut, juga secara simbolis menyerahkan bantuan 5 ribu bibit unggul, berupa pohon buah-buahan yang langsung ditanam bersama di Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (9/3/2020) siang.
Pada kesempatan itu, Kelian Subak Tibu Beleng, I Nyoman Teknis berkata sangat terharu dengan kedatangan Made Urip yang jauh-jauh ke pelosok desa untuk bertemu dan membantu petani dan krama subak di Jembrana. Salah satunya, pabrik pengering dan penyosohan beras dengan teknologi modern ini, sudah terasa sangat membantu sektor pertanian dari hulu penanaman, hingga pasca panen. “Bantuan ini sangat kita harapkan, sehingga mengucapkan terimakasih kepada Pak Made Urip dapat bantuan dari pusat. Ke depan bantuan lain semoga terus bisa berlanjut dan diperjuangkan oleh Pak Urip untuk para petani di Jembrana,” tandasnya.
Di sisi lain, Perbekel Desa Penyaringan I Made Dresta berkata sama. Apalagi progam bantuan Made Urip ini menjadi sebuah kebanggaan sangat luar biasa untuk subak di Desa Penyaringan. “Bantuan Pak Made Urip ini bisa mengembangkan usaha pertanian di Subak Tibu Beleng, agar tidak ada panen yang tidak bisa dijual. Karena setelah ada bantuan Pak Urip ini bisa membantu produksi petani. Terimasih atas bantuan yang menjembatani petani dan krama subak dengan luas wilayah 300 hektar lebih ini,” bebernya.
Sementara itu, Bupati Jembrana diwakili Asisten III bidang Asisten Administrasi Umum Setda Jembrana, Drs. I Ketut Kariadi Erawan saat membacakan sambutan mengakui bantuan SP3T ini berkat perjuangan Made Urip ditingkat pusat, untuk menjawab tantangan ke depan menjadikan pertanian di Jembrana makin maju dan modern dengan meningkatkan hasil produktifitas sektor pertanian dari hulu ke hilir hingga ke pemasaran. “Kita mengucapkan terimakasih kepada Pak Made Urip yang telah menginisiasi bantuan sampai di Jembrana. Kita berharap melalui bantuan ini bisa meningkatkan hasil produktifitas pertanian dan produksi beras di Jembrana,” ucapnya.
Seraya ditambahkan, Kadis Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama terkait peresmian sarana SPT3 memang atas inisiasi Made Urip, sehingga pihaknya sangat mendukung untuk meningkatkan produktiditas dan kualitas produksi beras di Jembrana. “Kita ingin memiliki brand lokal, seperti padi dan beras. Nah, lewat bantuan Pak Urip ini bisa ikut membantu mengolah produksi pertanian dari hulu hingga hilir di Jembrana,” tegasnya.
Pada saat reses tersebut, Made Urip mengakui selama menyambangi pertanian di Jembrana, kini sudah bisa melihat perjuangan bersama dan atas inisiatif krama subak mengajukan bantuan untuk penanganan pasca panen dalam bentuk SP3T yang bisa direalisasikan tahun 2019. Apalagi ada lahan 600 hektar di Jembrana sebagai kawasan sentra padi yang mampu menunjang pertanian di Bali. Bantuan ini akan menjawab persoalan pasca panen, baik dari sisi produksi dan kualitasnya, sehingga Jembrana bisa memiliki produk unggulan dengan brand lokal di Bali.
“Jangan sampai keluar Bali produknya, tapi balik lagi ke Bali. Jadi dengan alat ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan produktifitas, sekaligus menegakan kedaulatan pangan dari padi, jagung dan kedelai (Pajale, red) jangan sampai impor. Kita jangan hanya mengandalkan pangan dari luar dan harus berswasembada,” sebut Ketua DPP PDI Perjuangan tiga periode yang kali ini membidangi Pertanian dan Lingkungan Hidup itu, sekaligus menambahkan selama ini pertanian di Bali selalu dianaktirikan dan mengagung-agungkan sektor pariwisata.
“Tapi sekarang kan kena Corona, jadi sektor pariwisata itu sangat tinggi resistensinya. Untuk itu, kita mendorong agar kelestarian subak dijaga jangan sampai beralih fungsi dengan adep sana adep sini (jual sana dan sini, red). Ini kan tanah-tanah kelas satu, jadi dimana nanti mencari penggantinya, sehingga harus dijaga betul. Sekali properti masuk imbasnya luar biasa. Saya sangat apresiasi Subak Tibu Beleng ini bisa mempertahankan kelestarian subak. Ke depan akan kita carikan bantuan lewat APBN, karena APBD Jembrana sangat kecil, sehingga harus cari ke pusat. Apalagi sudah punya wakil di pusat untuk mencari program pertanian seperti ini,” tandas politisi asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan ini. Di samping itu, kini juga terus dituntut untuk berbuat di sektor pertanian, termasuk di hortikultura, karena banyak mengimpor terutama dari China yang sekarang sudah ditutup sehingga masuk dari India.
“Hotilultura harganya sekarang naik, seperti jahe kan gampang ditanam. Dalam kondisi wabah Corona ini harganya selangit, termasuk bawang putih,” beber Made Urip sembari akan terus membantu persoalan pertanian yang sudah bisa diwujudkan, seperti bantuan yang terdiri dari mesin Vertikal Hair Dryer (pengering gabah) berkapasitas 10 ton, ditambah dengan silo atau beam (tangki penampungan gabah) berkapasitas 5 ton dan mesin Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penyosohan beras kapasitas 2 ton per jam, hingga sampai ke mesin packing beras, termasuk alat pemotongan padi (Combine Harvester) yang bisa dimanfaatkan terutama saat musim hujan saat ini. tim/dyn/ama