EKONOMI
Setelah Rusia, Salak Gula Pasir Serbu Kamboja
Badung, JARRAKPOS.com – Setelah buah mangga dilepas perdana ke Rusia oleh Menteri Pertanian, kini giliran salak gula pasir khas dari Pulau Dewata yang terus jajaki pasar ekspor ke Negara Kamboja, Dubai, Vietnam dan Cina. Pasca dilepas perdana oleh Gubernur Bali di Pelabuhan Benoa pada bulan Maret 2019, kali ini Kepala Badan Karantina Pertanian (Ka Barantan) Ir. Ali Jamil, MP., Ph.D., kembali melepas ekspor 773 Kg salak gula pasir dari Bali ke Kamboja, melalui Angkasa Pura Logistik Cabang Bali, Selasa (19/8/2019).
Salak gula pasir dengan nama latim Salacca Edulis ini berasal dari petani di Kabupaten Tabanan yang dikelola dengan sistem kemitraan oleh pelaku usaha agribisnis, PT Serena Sejahtera. Menurut Mulianta, eksportir salak yang hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa hasil sortiran dari panen petani makin meningkat, sebelumnya dari hasil panen hanya 40% yang bisa diekspor kini meningkat menjadi 70%. Hal tersebut karena petani mulai memperbaiki cara budidaya sehingga produksi sesuai dengan permintaan pasar.
Baca juga : Teliti Upsus Siwab, Ketut Gede Nata Kusuma Raih Gelar Doktor Populasi Sapi Bali
Menurut Ka Barantan Ali Jamil, Kementerian Pertanian melakukan upaya dan terobosan dalam meningkatkan kesejahteraan petani dengan mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian. “Jadi harapannya, margin keuntungan dari ekspor ini bisa dibagi juga ke petani, syukur-syukur ini bisa kita tingkatkan lagi dengan diolah, menambah negara tujuan dan ragam komoditas,” ungkap Jamil.
Selain salak gula pasir, pada saat yang sama Ka Barantan yang didampingi Kepala Karantina Pertanian Denpasar, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, Instansi terkait di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai juga melepas 2,5 ton perdana kakao organik tujuan Belgia dan kepompong tujuan Singapura. Total nilai ekonomi pelepasan komoditi ekspor tersebut Rp 1,7 miliar.
Baca juga : Digester Portable Biogas Inovasi SIPADU Jadi Energi Murah Bagi Petani
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, I Putu Terunanegara menambahkan, bahwa ekspor dari wilayah kerjanya mencakup berbagai komoditas diantaranya anak ayam umur sehari (DOC), walet, mangga, manggis, paprika, handicraft asal batok kelapa, jerami, vanilla, daun bawang dan enceng gondok. Adapun negara tujuan ekspornya yakni ke Eropa, Amerika, Rusia, Australia, Swiss dan Timor Leste.
Sebagai fasilitator perdagangan komoditas pertanian, Barantan lakukan terobosan dan inovasi layanan. Dengan tugas utama memperkuat sistem perkarantinaan guna menjamin pelestarian sumber daya alam hayati, juga lakukan percepatan layanan ekspor. Digitalisasi layanan tidak hanya untuk mempercepat namun juga menyiapkan model dan solusi layanan. Aplikasi peta potensi komoditasi pertanian, IMACE diserahkan kepada pemda dengan harapan dijadikan model dalam membuat kebijakan pengembangan pertanian berbasis kawasan dan orientasi ekspor.
Baca juga : Petani di Tabanan Dipaksa Kaya, LSM JARRAK Perkenalkan Pupuk Green Fertilizer
Kerjasama ini juga didukung sertifikasi online melalui e-Cert yang diterapkan kepada negara mitra dagang. Harapannya menjadi solusi bagi jaminan diterimanya komoditas pertanian oleh negara mitra dagang. “Sudah menjadi instruksi Pak Mentan, untuk memperluas kerjasama sertifikat online. Ini akan jadi fokus kami mendorong ekspor,” tutup Jamil. mas/ama