DAERAH
Soal RS Bali Mandara, Pastika Pusing Banyak Titipan, Cok Pemayun : Keponakan Saya Saja Ga Lulus Kok!
DENPASAR – Ketua Panitia Pelaksana Rekrutmen pegawai RSUD Bali Mandara yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Cokorda Ngurah Pemayun mengatakan, apa yang dilakukan panitia sejauh ini sudah sesuai koridor dan komitmen.
Saat pendaftaran dibuka, ada 8.205 pelamar. Dari jumlah itu, yang lolos seleksi tahap pertama atau seleksi administrasi sebanyak 5.905 orang.
Kemudian saat tes selanjutnya, yakni Tes Kompetensi Dasar (TKD) berbasis komputer atau CAT, yang datang ternyata 4.876 orang.
Semua yang ikut TKD diikutkan tes berikutnya, yakni tes wawancara.
Dari hasil TKD dan tes wawancara yang baru saja diumumkan, kata Cok Pemayun, tersaring 630 orang untuk tes tahap akhir, yakni tes kesehatan.
Ketika ditanya apa guna nilai hasil TKD jika ada peraih nilai tinggi TKD ternyata tidak lolos ke tes tahap berikutnya, Cok Pemayun pun mengungkapkan informasi baru, yakni tentang bobot penilaian.
“Hasil TKD hanya berperan 40 persen dalam menentukan lolos dan tidaknya peserta ke tes tahap lanjutan. Sedangkan tes wawancara berperan sebesar 60 persen. Keponakan saya, anak dari adik saya sendiri, gak lolos kok. Hasil TKD dia bagus, tetapi hasil tes wawancaranya kurang. Apakah saya terima dia? Saya malu sendiri sebagai Ketua Rekrutmen kalau dia diterima,” urai Cok Pemayun.
Sebelumnya, soal bobot (persentase) hasil TKD dan tes wawancara dalam penilaian lolos/tidaknya peserta belum pernah diungkapkan panitia.
Hanya disebutkan bahwa TKD dan tes wawancara akan diakumulasi atau digabung hasil penilaiannya untuk menentukan kelulusan ke tes berikutnya.
Cok Pemayun menegaskan, tes wawancara tidak dilakukan dengan main-main, tapi mengacu pada dasar-dasar tes wawancara
“Tes dengan sistem komputer atau CAT itu kan tes kemampuan dasar para peserta. Dari hasil tes itu kemudian dibuat rangking. Bisa saja ada 10 orang nilainya sama dan sama-sama masuk rangking 1. Jadi, rangking itu dibuat hanya untuk mengetahui kemampuan dasar peserta tes,” kata Pemayun dalam rapat kerja antara DPRD Bali dengan pihak eksekutif Pemprov Bali, yang dihadiri Gubernur Made Mangku Pastika, Senin (10/4/2017).
Cok Pemayun juga beralasan, belum tentu juga dalam tes wawancara, peserta yang nilai TKD tinggi paham betul tentang RSUD Bali Mandara.
“Tes wawancara yang dilakukan panitia berlangsung obyektif. User-nya kan Pemprov Bali, jadi kami tahu seperti apa orang yang kami butuhkan,” kata Cok Pemayun.
Sementara itu, Gubernur Made Mangku Pastika mengatakan, ketika persediaan tenaga kerja banyak dan kebutuhannya kecil, bisa saja terjadi permainan dalam urusan rekrutmen pekerja.
Pastikan pun mengaku mendapat titipan segudang dan bertumpuk-tumpuk sehubungan dengan rekrutmen pegawai RSUD Bali Mandara.
“Titipan dari Dewan itu banyak betul. Bahkan Ratu Peranda saja nitip. Pusing saya, karena ternyata banyak yang nitip. Tapi, titipan segudang itu saya taruh di bawah kolong. Gak ada yang saya bawa ke Pak Cok (Pemayun),” ujar Pastika.
Pastika mengibaratkan, kalau ada siswa tidak naik kelas jangan salahkan guru atau temannya.
Namun, persoalan akan beda jikalau memang betul-betul ada bukti bahwa ada PNS Pemprov Bali yang bermain-main untuk urusan rekrutmen ini.
“Kalau ada yang terima duit, beritahu saya. Hukuman bagi PNS yang terima duit dipecat. Dan penyogoknya dilaporkan polisi. Silakan berhadapan langsung dengan saya. Minta waktu pada ajudan, akan kita terima orangnya. Tapi harus bawa data. Daripada kita berhadapan dengan orang di facebook yang gak jelas. Namanya saja dunia maya,” jelasnya
You must be logged in to post a comment Login