DAERAH
STM Pedagang Mahera Bentuk Penguatan Modal Antisipasi Rentenir
Padangsidimpuan, (Harian88) – Menyahuti keluhan pedagang yang sewaktu-waktu digerogoti oleh rentenir, STM Persatuan Pedagang Pasar Mahera (P3M) berencana mempersiapkan penguatan modal.
Modal dimaksud diprogramkan memberikan bantuan pinjaman modal kepada pedagang yang ada di Pasar Mahera yang dilakukan secara bergulir.
Ketua STM Persatuan Pedagang Pasar Mahera (P3M) , Lukman Hakim Srg didampingi Sekretaris Elvi Yuliani, Bendahara Adek Susanti Tanjung dan Wakil Ketua Yan Hadi kepada wartawan Rabu , (08/03) di pasar Mahera memaparkan, pembentukan STM ini bertujuan membentuk silaturrahmi sesama pedagang untuk satu hati – satu rasa.
Satu Hati – Satu Rasa menggambarkan senasib sepenanggungan, selain siluluton dohot si ria on, kita juga harus memikirkan kondisi pedagang di masa-masa sulit, bahkan di saat penjualan menurun yang melemahkan iman pedagang untuk mencari jalan pintas mendatangi para rentenir, kata Lukman.
Jika para pedagang sudah berurusan dengan rentenir alamatnya tidak memperkuat pertumbuhan ekonomi pedagang, bahkan sebaliknya akan menggerogoti pedagang.
Bayangkan saja, kita yang berusaha mati-matian sepanjang hari, hasilnya akan dihisap oleh rentenir dengan kewajiban membayar bunga yang cukup mencekik. Sementara para rentenir goyang-goyang kaki di rumahnya menunggu setoran .
Beranjak dari hal tersebut, kita berupaya mencari permodalan untuk membantu para pedagang di Pasar Mahera ini.
Untuk modal awal kita sudah koordinasikan dengan pihak pengelola pasar yakni bapak Muda Siregar, dan beliau setuju dan siap membantu permodalan sebesar Rp. 100 juta tanpa bunga dengan kuasa tanggungjawab dibebankan kepada ketua STM selalu pengelola.
Modal awal ini akan kita salurkan kepada para pedagang yang mengalami masa sulit dengan kriteria selektif dan hanya untuk pedagang Pasar Mahera saja,
Selanjutnya Lukman mengatakan, saat ini pihaknya sedang proses mengurus badan hukum STM P3M tersebut dan selanjutnya kita akan mencari bantuan modal-modal bergulir lainnya baik melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun dana-dana pinjaman UMKM yang dikucurkan bank-bank yang ada untuk selanjutnya disalurkan kepada pedagang yang membutuhkan.
Gerakan awal yang sudah kita laksanakan, setiap ada musibah dan pesta perwakilan dari pedagang Mahera sudah saling mengunjungi .
Baru-baru ini , ada keluarga pedagang Mahera mengalami kecelakaan bernama Siti Zubaidah Sipahutar/ warga Kampung Marancar, spontan pihak STM mengumpulkan uang santunan secara ikhlas yang kemudian diserahkan kepada keluarganya untuk meringankan beban perobatan.
Selanjutnya, suami dari Listia Nora Lubis yang merupakan pedagang sarapan meninggal dunia, pihak pedagang Mahera juga berbondong-bondong melayat dan menyerahkan santunan.
Terpisah, Pengelola Pasar Mahera Muda Siregar yang didampingi Darwin Harahap dan Iqbal Hakim menyebutkan , dengan kuatnya silaturrahmi para pedagang Mahera segala kesulitan akan teratasi, Ringan Sama Dijinjing – Berat Sama Dipikul.
Kita juga sudah analisis apa selama ini yang menjadi kendala para pedagang kaki lima, semuanya terletak kepada permodalan dan tekanan rentenir.
Segala usulan STM P3M itu kita setujui dan kita juga akan berinovasi bagaimana mengembangkan usaha-usaha yang mereka geluti sehingga mereka bisa senyaman mungkin berjualan di Pasar Mahera.
Salah seorang pedagang kebutuhan dapur Saiful Bahri Batubara, menyebutkan ini merupakan konsep yang brilian , karena pengelola pasar tidak hanya memikirkan keuntungan usahanya saja, namun juga memikirkan nasib para pedagang kaki lima.
Dharma Lubis saya sangat bersyukur dengan terbentuknya STM Pasar Mahera ini, karena selama saya berjualan di pelataran Jalan Thamrin tidak ada STM seperti ini, jikapun kami kekurangan modal yang paling cepat membantu kami adalah pihak koperasi cabut-cabut , namun kami merasa terbebani.
Berjualan di Pasar Mahera kami tidak kepanasan dan kehujanan, kami juga akan terlindungi dan dengan STM saudara makin bertambah.
Soal harga di jalanan kami juga harus membayar uang kebersihan , sewa lapak dan uang keamanan namun kami kepanasan dan kehujanan bahkan tak jarang diusir oleh petugas sehingga kami tidak nyaman.
Di Mahera ini kami hanya bayar lapak Rp. 7.500 per lapak sudah termasuk uang kebersihan , listrik dan sewa lapak . Di Mahera kami tidak kepanasan dan kehujanan , kekeluargaan makin erat serta ada perlindungan bantuan permodalan.
Yang memuaskan lagi kami bisa berjualan selama 24 jam penuh.
Kami juga tidak dikejar-kejar petugas sehingga kami nyaman, jelas Dharma Lubis.
*(Ali Imran)
You must be logged in to post a comment Login