POLITIK
Tak Ciut Bersaing, Tokoh Muda Asal Sanur Nyoman Subasma Nyaleg DPRD Denpasar
Ket foto : Tokoh Masyarakat Sanur, I Nyoman Subasma S.E., yang kini juga nyaleg ke DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Selatan dari Partai NasDem dengan nomor urut tujuh (7).
Denpasar, JARRAKPOS.com – “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Pidato Presiden pertama RI Ir. Soekarno tersebut di era kekinian (zaman now) semakin menemukan relevansinya dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam panggung politik baik di eksekutif dan legislatif. Banyak tokoh politik dari generasi muda muncul ke panggung politik dan berhasil duduk sebagai wakil rakyat maupun kepala daerah. Bahkan perhelatan Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 juga terasa menjadi panggung untuk tokoh dan politisi muda “unjuk gigi” sebagai “roda utama” penggerak pembangunan bangsa dan daerahnya. Bukan sekadar mengekor atau menjadi bayang-bayang generasi yang lebih tua atau senior.
Keyakinan itu pulalah yang dipegang teguh Politisi Muda dan Tokoh Masyarakat Sanur I Nyoman Subasma S.E. Masih berusia 30 tahun, Subasma tidak ciut nyali bersaing dengan politisi senior dan kawakan bahkan anggota Dewan incumbent atau petahana sekalipun. Ia mantap melangkah nyaleg ke DPRD Kota Denpasar daerah pemilihan (dapil) Denpasar Selatan dari Partai NasDem dengan nomor urut tujuh. “Saya ingin ada pembenahan mindset generasi muda. Bahwa jangan apatis dan takut terjun ke panggung politik baik sebagai calon anggota Dewan atau calon kepala daerah. Politik itu tidak seburuk yang dipikirkan,” kata Subasma saat ditemui di Denpasar, Kamis (9/8/2018).
Ia juga ingin meluruskan mindset generasi muda bahwa politik identik dengan politik uang (money politics). Begitu juga ketika menjadi seorang anggota Dewan selalu identik dengan bagi-bagi dana bansos (bantuan sosial). “Padahal bansos itu adalah hak rakyat dan merupakan uang rakyat juga, bukan uang dari kantong pribadi anggota Dewan,” kata pria asal Banjar Pekandelan Intaran, Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan itu.
Sebagai representasi generasi muda, Subasma juga ingin melakukan transformasi dan pembenahan sistem di legislatif. Secara normatif tugas pokok dan fungsi sebagai anggota Dewan adalah menjalankan tiga hal. Pertama, budgeting (penganggaran) untuk pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedua, controlling (pengawasan) terhadap berbagai kebijakan eksekutif. Ketiga, legislasi atau merancang dan membahas peraturan daerah bersama kepala daerah atau pihak eksekutif.
“Saya ingin ada tranformasi di legislatif. Harus lebih banyak anak-anak muda duduk di Dewan. Sebab tantangan dan dinamika pembangunan bergerak cepat. Apalagi di era disrupsi seperti ini. Perlu ide-ide segar yang konstruktif dan keberanian melakukan perubahan dan tranformasi dalam mengawal pembangunan daerah,” ujar pria kelahiran 28 Maret 1988 itu. Ketika dipercaya duduk di DPRD Kota Denpasar nanti, Subasma sudah meletakkan pondasi yang akan diperjuangkan yang juga salah satunya terfokus pada pemberdayaan generasi muda. Misalnya bagaimana meningkatkan kesejahteraan mereka dengan mendorong lebih banyak lahir wirausahawan muda.
Jikapun mereka memilih tetap menjadi pekerja, maka Subasma mendorong anak-anak muda berani “keluar kandang” dengan bekerja di luar negeri. Misalnya di industri hospitality baik di hotel di darat maupun di kapal pesiar. Termasuk juga di industri penerbangan yang peluangnya sangat besar. Ketika ditanya soal optimisme terpilih di DPRD Kota Denpasar, Subasma optimis tapi tetap menunjukkan kerendahan hati dan tidak jumawa. Baginya yang terpenting masyarakat agar bisa melihat track record (rekam jejak) seorang caleg. Khususnya bagaimana kedekatan dan kepeduliannya dengan masyarakat.
“Kita harus mampu memberikan komitmen sosial dan menjaga hubungan baik serta persaudaraan dengan masyarakat. Bukan baru jadi anggota Dewan lantas menghilang dan melarikan diri. Mau nyaleg baru datang lagi tapi lima tahun sebelumnya menghilang,” ujar pria yang menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar itu. Ia juga berharap masyarakat cerdas menyikapi bansos yang jor-joran digelontorkan caleg petahana menjelang Pileg. “Bansos itu hak masyarakat. Jangan sampai terlena karena ada bansos tapi tidak pernah dipedulikan lima tahun sebelumnya,” tandas pria yang mengusung tagline “dari Sanur untuk Denpasar,” itu.
Subasma selama ini lebih dikenal sebagai tokoh masyarakat yang mengabdikan hidupnya untuk membangun desa dan tanah kelahirannya melalui koperasi. Ia meniti karir bermula sebagai bagian kredit di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pala Carya, Banjar Pekandelan Intaran, Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan. Kemudian sejak dua tahun belakangan ini berkat dedikasi dan totalitasnya, ia dipercaya sebagai manajer koperasi. Ia juga aktif di berbagai organisasi kepemudaan dan olahraga. Salah satunya sebagai Sekretaris Sanur Volley Ball Club (SVBC). Pengalamannya di organisasi politik bermula sejak tahun 2013an ketika ia baru mulai bergabung dengan Partai NasDem Denpasar yang kala itu dipimpin Panglingsir Puri Paguyangan AA Ngurah Gede Widiada yang kini juga sebagai anggota DPRD Denpasar dari Partai NasDem. ana/ama
You must be logged in to post a comment Login