Tak Punya Strategi, Mukson Harus Out

Keberadaan pelatih Miftahudin Mukson terus disorot. Meski mampu mengantarkan PSMS ke 12 Besar, mantan pelatih Persekat Tegal ini belum memiliki kinerja mumpuni dalam meningkatkan performa Rahmat Hidayat dan kawan kawan.

Bukti, sejak dipercaya menangani PSMS, Rahmat Hidayat dkk bermain tidak punya pola dan strategi dan miskin dalam taktikal.

Dari amatan media dalam beberapa kali pertandingan khususnya dalam memilih pemain dan pergantian pemain tidak jeli didalam penempatan pemain.

Kesannya pun suka-suka dan cenderung hanya mempercayai pemain yang dekat dengan nya untuk dimainkan

Hal ini dapat dilihat bahwa tdk pernah sekalipun Mukson memainkan striker Nico Malau sebagai starter. Padahal semenjak beliau melatih PSMS , baru pertandingan terakhir kemarin melawan Sriwijaya Mukson tiba-tiba menurunkan Nico Malau sebagai xpemain inti atau istilahnya starting eleven dan sejak awal dimainkan.

Hal ini terbukti dimana Nico Malau langsung menyumbangkan 2 goal dan ini sekaligus meloloskan PSMS ke babak 12 besar.

Untuk itu keberadaan Mukson wajib dipertanyakan kapabilitas beliau sebagai pelatih yang kabarnya sedang mengambil lisensi A – Pro.
Hal ini tidak sinkron dengan kemampuannya melatih PSMS.

PSMS memang lolos ke babak 12 besar tetapi itu minim usaha pelatih. Dan kalo kita mau jujur kelolosan PSMS ke babak 12 besar itu lebih kepada faktor keberuntungan semata, hal ini bisa dilihat dari statistik tim PSMS yang tidak bisa menang sekalipun melawan klub – klub dari luar Sumut seperti PSPS, Persiraja, Semen Padang dan Sriwijaya.

PSMS hanya mampu mengalahkan Sada United dan PSDS Deli Serdang. Melihat statistik ini dan pengalaman PSMS yang sudah 2 kali selalu gagal pada phase babak 8 besar menuju Liga 1 maka untuk yang ke 3 kali ini kalo pelatihnya tidak diganti peluang gagal itu sangat besar.

Untuk itu belum ada kata terlambat untuk segera berbenah dengan mencari pengganti Mukson dengan pelatih yang lebih baik lagi agar peluang ke Liga 1 tetap terjaga