Connect with us

    NEWS

    Tak Terpengaruh, Gubernur Koster: Tak Perlu Didesak “Lockdown”

    Published

    on

    Denpasar, JARRAKPOS.com – Desakan untuk segera agar Bali yang pertama lakukan “Lockdown” ditanggapi dengan enteng oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Menurutnya, Pemprov Bali tidak ada kewenangan untuk itu, karena merupakan kebijakan pusat. Karena itu, gubernur yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali itu, tidak akan terpengaruh terhadap desakan untuk pertama melakukan Lockdown. “Terkait pernyataan Pak Made Supadma Rudana. Yang berwenang mengambil kebijakan Lockdown adalah pemerintah pusat, Pemda tidak boleh. Tidak perlu mendesak Gubernur Bali, dan saya tidak akan terpengaruh, karena saya paham menjalankan tata pemerintahan,” tegas mantan Anggota DPR RI tiga periode itu, kepada JARRAKPOS.com, Senin (23/3/2020).

    1bl-ik#20/3/2020

    Jawaban Gubernur Koster itu, sekaligus menegaskan terkait Lockdown akan menunggu arahan dan kebijakan pemerintah pusat. Karena kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia makin hari makin bertambah. Bahkan, jumlah yang meninggal positif Corona pun terus meningkat, termasuk di Bali. Seperti sebelumnya diketahui, Anggota Komisi VI DPR RI, Putu Supadma Rudana, MBA., sudah berkali-kali mengingatkan pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk Pemprov Bali yang sepertinya mengabaikan dan menyepelekan kasus pandemi Corona ini. Ia mengaku sudah berulang kali mengingatkan pemerintah, bahwa seharusnya bisa belajar dari negara-negara lain untuk menekan penyebaran Covid-19 dengan melakukan “Lockdown”. Karena itu, politisi muda asal Bali yang akrab disapa PSR ini, kembali mendesak pemerintah pusat dan daerah, khususnya Gubernur Bali, Wayan Koster melakukan “Lockdown” untuk menuntaskan penyebaran wabah Covid-19.

    “Sudah berkali-kali saya sampaikan, bahwa virus corona yang berada di indonesia ini akan seperti efek bola salju yang bergulir dari kecil dan akan terus membesar. Ini seperti fenomena gunung es. Pemerintah terlalu lambat, sehingga dari 19 orang, sekarang sudah 48 orang yang meninggal karena Corona. Tolong Pak Presiden jangan anggap sepele virus corona ini, segera ambil sikap lakukan Lockdown, karena virus ini terus membuat masyarakat khawatir dan bingung, karena masih belum terdeteksi,” ujar Supadma Rudana via telepon, Minggu (22/3). Karena itu, Supadma Rudana yang kini duduk dua periode sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini, mendesak Pemprov Bali wajib pertama melakukan Lockdown, karena melihat perkembangan pandemi virus Corona yang semakin ganas penyebarannya.

    1bl-ik#15/3/2020

    “Bali posisi sangat parah penyebaran dan yang tertular, karena Bali paling rawan dan jadi pintu gerbang dunia ke Indonesia. Jadi Bali yang wajib harus pertama lakukan Lockdown. Karena nyawa jauh lebih berharga dari apapun. Jadi jangan hanya mikir bisnis dan ekonomi, tapi juga pikirkan keselamatan dan nyawa krama Bali. Saya juga pengusaha, tapi melihat lebih penting menjaga keselamatan warga Bali. Apalagi perusahaan kalau tutup sebulan gak apa, tapi nyawa wajib diselamatkan,” tegas Ketua Umum AMI (Asosiasi Museum Indonesia) ini, seraya terus bergerak cepat mengantisipasi penyebaran wabah Covid-19 melalui program “Putu Supadma Rudana Menyama Braya” dengan menyerahkan dan memasangkan masker sampai terus mengingatkan nyawa lebih penting dari dolar dan turis. “Bali harus Lockdown, karena pintu gerbang dunia ke Indonesia. Kan 45 persen wisatawan mancanegara turun di Bali, berarti lebih dari 7 juta Wisman mendarat ke Bali,” imbuhnya. tim/ama

    Advertisement

    Tentang Kami

    JARRAKPOS.com merupakan situs berita daring terpercaya di Indonesia. Mewartakan berita terpercaya dengan tampilan yang atraktif dan muda. Hak cipta dan merek dagang JARRAKPOS.com dimiliki oleh PT JARRAK POS sebagai salah satu perusahaan Media Cyber di unit usaha JARRAK Media Group.

    Kantor

    Jl. Danau Tempe No.30 Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar – Bali Kode Pos: 80227
    Tlp. (0361) 448 1522
    email : [email protected]

    Untuk pengajuan iklan dan kerja sama bisa menghubungi:
    [email protected]