Tekan Angka Kecelakaan, Pemudik Disarankan Tak Gunakan Sepeda Motor

Ket foto : Kepala Dinas Perhubungan, IGA Sudarsana, SH. MH. (Dok jar)

[socialpoll id=”2481371″]

Denpasar, JARRAKPOS.com – Pergerakan arus mudik terjadi saat cuti bersama dari tanggal 11 hingga 20 Juni 2018, akan didukung kesiapsiagaan melalui Posko lebaran yang dikendalikan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah 12 (Bali-NTB) bersama instansi terkait yang dilakukan mulai 5 Juni hingga 26 Juni 2018. Dinas Perhubungan Provinsi Bali juga telah mengintensifkan pengecekan kondisi bus yang akan beroperasi melayani penumpang berkaitan dengan arus mudik lebaran. “Berkaitan dengan angkutan lebaran kita sudah melakukan beberapa kali rapat dengan BPTD hingga melakukan pengecekan berkaitan kondisi bus yang akan mengangkut penumpang. Memang pelaksanaannya lebih awal, tentunya ini berkelanjutan terus,” papar Kepala Dinas Perhubungan, IGA Sudarsana, SH. MH. dihubungi Minggu (10/6/2018).

Adanya cuti bersama dari tanggal 11 hingga 20 Juni 2018 akan membuat arus mudik terjadi lebih awal yakni H-10 yang sebelumnya biasa terjadi pada H-7. Hal ini juga menjadi pertimbangan posko terpadu lebaran dioperasikan mulai tanggal 5 Juni, karena arus mudik diprediksi mulai terjadi pada hari Sabtu, tanggal 9 Juni 2018. Peningkatan akan terus terjadi hingga hari puncak pada H-3 yakni tanggal 12 Juni 2018. Mengantisipasi kemacetan, angkutan barang masuk Bali akan mulai dihentikan H-7 atau mulai tanggal 8 Juni 2018 hingga H+7 yakni tanggal 23 Juni 2018. Kelancaran arus mudik juga telah didukung kesiapan 56 unit kapal penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk, didukung kantong-kantong antrean kendaraan masuk menuju pelabuhan sehingga tidak terjadi antrean panjang pada H-3 arus mudik. Mantan Kadisnakertrans Provinsi Bali ini juga berharap kepada pelaku usaha transportasi agar armada yang dioperasikan tetap dalam kondisi prima agar tidak membahayakan keselamatan.

Melalui Kepala Bidang Angkutan, Dinas Perhubungan juga telah melakukan persiapan untuk pengecekan posko terpadu sepanjang jalur mudik diawal bulan Juni. Begitu juga dengan Dinas Kesehatan melalui peningkatan pelayanan Piekesmas 24 jam berkaitan angkutan lebaran disepanjang jalan yang di lalui pemudik. Kedua hal ini dipastikan tidak akan menemukan hambatan mengingat pematangan program teraebut sudah dinilai sangat optimal saat peningkatan kesiapsiagaan dan pelayanan arus mudik lebaran tahun 2017. Para calon pemidik juga dihimbau agar menggunakan kendaraan roda 4 atau memamfaatkan layanan angkutan bus antar provinsi saat mudik dengan jarak jauh. Himbauan ini terus dilakukan pengingat saat arus mudik maupun arus balik lebaran volume kendaraan di jalan mengalami peningkatan dan sangat berbahaya bila pemudik menggunakan sepeda motor dalam kondisi tidak prima. “Harapan kita pemudik yang menempuh jarak jauh menggunakan mobil atau bus, memakai speda motor sangat riskan kecelakaan kalau dalam kondisi capek atau menganyuk,” tegasnya.

Tidak beroperasinya angkutan barang mulai tanggal 8 Juni hingga tanggal 23 Juni 2018 juga diharapkan membuat angkutan orang berjalan dengan baik tanpa adanya kemacetan di pelabuhan penyeberangan. Beberapa prediksi juga mengatakan arus mudik lebih awal akan memicu peningkatan pemudik dikalangan pegawai negeri namun di kalangan biasa yakni wirausaha atau karyawan tidak akan berpengaruh singnifikan. Kendati demikian secara umun Dinas Perhubungan Provinsi Bali memproyeksikan tidak akan terjadi peningkatan arus mudik yang signifikan karena dipengaruhi situasi ekonomi yang agak melesu akhir-akhir ini kendati ada proyeksi peningkatan 5 persen dibandingkan tahun 2017 dari Organda Bali. Tokoh Puri Saren Kangin, Gianyar ini juga mengingatkan kepada para sopir bus yang akan membawa penumpang sepanjang arus mudik dan arus balik lebaran agar tertib dalam berlalulintas serta menjaga kecepatan sesuai dengan kondisi jalan agar terhindar dari musibah kecelakaan. “Para sopir jangan kebut-kebutan, utamakan keselamatan, kalau sudah rejeki tidak akan lari kemana!,” tegasnya mengingatkan. eja/ama