DAERAH
Transaksi di Pasar Lesu Darah, Daya Beli Masyarakat Kotanopan Menurun
Kotanopan – JARRAKPOS, Pekan pertama bulan suci Ramadan1445 Hijiriyah, kondisi transaksi pakaian dan kain di pasar tradisional Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) masih lesu darah. Daya beli masyarakat menurun lantaran harga komoditas perkebunan sedang anjlok. Sementara warga tidak punya sumber penghasilan lain.
Karena pembeli sepi, para pedagang terlihat hanya duduk-duduk. Sebagian pedangang lagi tertidur pulas di kiosnya. Suasana sepi itu terekam di Pasar Kotanopan pada Ahad (17/3/2024). Warga yang datang ke Pasar Kotanopan sepertinya belum terfokus untuk membeli keperluan hari raya. Mereka datang hanya sekadar membeli keperluan lauk-pauk untuk buka puasa dan makan sahur.
Menurut pengakuan beberapa pedagang, sampai pukul 11.00 WIB, rata-rata penjual pakaian di Pasar Kotanopan masih sepi pembeli.
Walaupun ada pembeli, hanya sekadar membeli satu stel pakaian anaknya. Saat ditawarkan untuk membeli dua atau tiga stel pakaian, si pembeli mengaku belum punya uang yang cukup.
Para pengunjung lebih hanya melihat-lihat pakaian. Sesekali mereka bertanya harga baju yang dipajang di lapak-lapak pedagang.
Kondisi sepi pembeli juga dirasakan para pedagang yang menjual perlengkapan salat. Pada pekan pertama Ramadan ini, perlengkapan salat sepeti peci, lobe, baju koko, dan kain sarung masih sepi pembeli. Bahkan, ada pedagang yang sama sekali belum buka dasar.
Para pedagang menduga kondisi sepi pembeli itu akibat rendahnya daya beli masyarakat di tengah-tengah sulitnya ekonomi saat ini. Warga Kotanopan yang mayoritas berpenghasilan dari komoditas perkebunan seperti karet, kopi, kayu manis, dan komoditas lainnya, saat ini harga jualnya tidak sedang baik-baik saja.
Khodihah Lubis, warga Kotanopan, mengaku datang ke Pasar Kotanopan pada pekan pertama bulan puasa bukan untuk membeli pakaian hari raya, tetapi membeli keperluan lauk-pauk untuk persediaan sepekan kedepan. Dia mengaku belum mempunyai uang untuk membeli pakaian Lebaran.
Khadijah berharap bakal mampu membeli pakaian Lebaran pada saat sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri. “Itupun kalau bantuan yang disalurkan pemerintah sudah cair seperi BLT Dana Desa dan jenis bantuan lainnya,” katanya.
Sepi pembeli tentunya membuat para pedagang pakaian mengeluh. Faulina, pedangan pakaian, mengatakan kondisi transaksi pada pekan pertama bulan puasa tahun ini lebih sepi dibanding tahu lalu. “Jauh lebih bagus tahun lalu,” katanya.
Keluhan serupa diungkapkan Saifuddin Lubis. Menurut dia, semua pasar di Mandailing Natal sepi pembeli pada pekan pertama bulan puasa. Penyebabnya, kata dia, harga beragam komoditas perkebunan yang menjadi sumber penghasilan warga saat ini anjlok. (Halimah)
You must be logged in to post a comment Login