POLITIK
Tumbangkan Giri-Asa Dua Periode, Demokrat Siap Bangun Partai Koalisi Besar
Denpasar, JARRAKPOS.com – Menjelang Pilkada serentak tahun 2020 di enam kabupaten/kota membuat riak politik di Bali terus memanas. Bahkan kondisi getir yang dihadapi Partai Demokrat pada Pileg lalu akan menjadi pil pahit untuk membangun kekuatan koalisi besar, agar bisa menghadirkan pasangan calon yang mampu menumbangkan pasangan incumbent, salah satunya paket Giri-Asa (Nyoman Giri Prasta dan Ketut Suiasa) dua periode di Pilkada Badung, melalui hadirnya pasangan calon yang lebih berkualitas. Bahkan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta menegaskan sudah membentuk panitia khusus untuk menjaring calon kuat baik dari internal partai maupun kalangan independen untuk dihadirkan sebagai calon pemimpin pilihan rakyat.
“Demokrat sendiri dalam rangka untuk melakukan penjaringan, habis itu dilakukan penyaringan kami sudah bentuk panitia khusus Desk Pilkada. Ketuanya Pak Putu Suasta dan Sekretaris Pak Oles. Mereka melakukan maping atau pemetaan termasuk melakukan survey lanjut penjaringan tokoh yang siap maju melalui Partai Demokrat. Tentu kami harus berkoalisi di enam daerah,” jelas Made Mudarta, Jumat (11/9/2019). Pria asal Jembrana ini menegaskan, kendati kondisi percaturan politik sangat sulit di tengah kuatnya PDI Perjuangan sebagai partai pemenang di Bali, pihaknya berkomitmen tidak gentar untuk tetap berjuang dan menampilkan perubahan demi pembanguan yang lebih baik. Komitmen ini juga bagian dari mensukseskan Pilkada serentak agar berjalan aman dan demokratis serta tampilnya pasanggan calon yang berkualitas dan bisa tampil sebagai pemenang.
Mulai adanya sinar terang dalam membangun koalisi kuat, ditegaskannya sudah saatnya hadir sebagai peantang untuk menunbangkan calon petahana. “Sesungguhnya di enam daerah banyak tokoh yang memiliki kapasitas menjadi bupati maupun walikota,” ungkapnya. Disadari secara luas adanya paradigma masyarakat yang masih menjadikan parameter memilih calon dari faktor ekternal, salah satunya karena hibah dan bantuan sosial (Bansos) yang diberikan akan tetap menjadi kekuatan sulit untuk dikalahkan. Sehingga diharapkan akan hadir pasangan calon yang benar-benar mau mengabdi dan memajukan daerahnya. “Menjadi tantangan kita bersama, bahwa pada Pilkada serentak akan banyak tokoh yang tampil.
Tapi mereka sulit untuk mendaftar karena pertimbangan cost politik yang sangat tinggi. Walupun partai itu mensyaratkan tidak ada mahar politik, tetapi dalam pergerakan nantinya diperlukan energi yang lumayan besar,” ungkapnya. Hal ini akan menjadi catatan tebal bagi partai koalisi besar yang akan dibentuk bersama Partai Demokrat, sehingga calon yang akan diusung benar-benar memiliki kapasitas dan kemampuan di samping siap secara tulus mengabdi untuk daerahnya. Ditargetkan paling lambat Bulan Desember 2019 mendatang masimg-masing partai yang diajak berkoalisi sudah menutunkan rekomendasinya sehingga bisa segera diformulasikan pasangan calon yang tepat. Sehingga lebih awal turun ke masyarakat untuk mengenalkan visi-misi serta program kerja.
“Tokoh independen peluang menangnya justru lebih tinggi, soliditas koalisi juga akan bisa terjaga. Kehadiran tidak membawa warna tapi warnanya satu, memajukan daerah,” harapnya. eja/ama