Sumatera Utara
Usai Upacara , Makam Pejuang Kemerdekaan Jasomangua Ritonga Dipindahkan
Tapsel, (JarrakPos)- Untuk mengenang jasa-jasa dari Pahlawan dalam memperebutkan dan mempertahankan Kemerdekaan Negera Republik Indonesia dari rongrongan penjajah , sebagai warga negara Indonesia setiap tahunnya kita selalu memperingati hari Pahlawan tepat pada tanggal 10 November.
Hari itu disebut sebagai Hari Pahlawan dan selain upacara yang merupakan agenda utama dalam memperingati hari Pahlawan, ada banyak cara rakyat Indonesia memperingatinya seperti ziarah ke makam pahlawan, menyatuni waris para pejuang dan banyak lagi.
Namun dalam memperingati Hari Pahlawan tahun ini, salah seorang anggota DPRD Tapsel , Eddy Aryanto Hasibuan, SH dari fraksi Gerindra bersama Unsur Forkopimca Batang Angkola melakukan pemindahan makam salah seorang pejuang yang ditembak mati Belanda pada Agresi Militer ke-2 tahun 1949.
Pejuang tersebut bernama Almarhum Jasomangua Ritonga, semasa perjuangannya bersama pejuang lainnya , Jasomangua aktif bergerilya melakukan perlawanan atas penzholiman yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia khususnya sektor Kecamatan Batang Angkola sekitarnya.
Yang paling miris dalam melakukan perlawanan diakhir hayatnya Almarhum Jasomangua Ritonga yang pada saat itu sudah berusia 54 tahun dihujani oleh ratusan peluru panas dari puluhan pucuk senjata milik personil Belanda mengenai sekujur tubuh almarhum.
Namun Almarhum Jasomangua Ritonga tetap berdiri tegak tanpa terjungkal ke tanah, Belanda makin penasaran dengan serta merta berprasangka bahwa almarhum Jasomangua memiliki kekuatan sebagai manusia yang tahan terhadap tembakan.
Dari penasarannya tersebut, bahkan perlakuan Belanda makin menjadi-jadi dengan emosional memusatkan seluruh ujung senjata yang dimiliki tentera Belanda diarahkan ke tubuh almarhum Jasomangua, meski demikian Jasomangua juga tidak terjungkal ke tanah.
Setelah inseden baku tembak tersebut, ternyata almarhum Jasomangua adalah sosok seorang pejuang tidak sesempurna pejuang lainnya, beliau berjuang dengan kaki yang cacat . Jangankan untuk berlari, bahkan saat ditembak Belanda dia hanya bisa diam dan pasrah menahan rasa sakitnya terhadap ratusan peluru yang menembus dirinya.
Ternyata saat kali pertama kena tembakan, almarhum berupaya untuk lari, namun dari kedua kaki yang dimilikinya salahsatunya masuk ke dalam lumpur (gambut) sedangkan kakinya yang cacat tersebut tak mampu mengangkat beban tubuhnya untuk terhindar dari gambut dimaksud.
Akhirnya, separoh tubuh almarhum masuk ke dalam lumpur seolah beliau tetap tampak berdiri tegak meski sudah dihujani oleh ribuan peluru panas.
Demikian perjuangan almarhum Jasomangua dikisahkan Eddy Aryanto Hasibuan kepada media, Jum’at (10/11/2023).
Dalam prosesi upacara bendera Peringatan Hari Pahlawan tahun 2023 yang dilaksanakan di Kampung Rambutan , Desa Aek Nauli, Kec. Batang Angkola , Eddy Aryanto Hasibuan bertindak selaku Pimpinan Upacara yang dilengkapi Kapolsek Pintu Padang bertindak selaku Pembina Upacara.
Dalam pembacaan Teks Pancasila yang dibacakan oleh Camat Batang Angkola berlangsung hikmat yang dihadiri oleh seluruh keluarga Almarhum Jasomangua Ritonga, masyarakat dan seluruh jajaran Pemdes Aek Nauli, anak didik SD Aek Nauli.
” Baru ini yang bisa kami lakukan dalam mengenang jasa-jasa pahlawan kita, semoga berkat Ridho Ilahi ke depannya akan kami tingkatkan”, sebut Eddy. *(Ali Imran).
You must be logged in to post a comment Login