NEWS
V20 Sokong G20 Melalui Solusi Kebijakan Berbasis Fakta Atasi Tantangan Global

Badung, JARRAKPOS.com – Dengan visi menambah kedalaman pemahaman nilai-nilai dalam kebijakan publik, V20 berupaya menyokong G20 melalui solusi kebijakan berbasis fakta dan berpusat pada manusia yang berkontribusi untuk mengatasi tantangan global. Values 20 (V20) merupakan komunitas global pakar dan praktisi nilai yang terlibat aktif dengan G20. Dengan visi menambah kedalaman pemahaman nilai-nilai dalam kebijakan publik, V20 berupaya menyokong G20 melalui solusi kebijakan berbasis fakta dan berpusat pada manusia yang berkontribusi untuk mengatasi tantangan global.
Diluncurkan pada tahun 2020, V20 telah menghasilkan, dan akan terus menyampaikan kebijakan dan rekomendasi yang tinggi manfaatnya bagi para kepala negara G20—maupun para pemimpin dunia—sebagai pertimbangan dan aktivasi mereka.
Dengan tema “Values at the Center”, pada tahun ini, V20 menggunakan lensa keberlanjutan sebagai kerangka utama untuk menjawab isu-isu prioritas G20 2022, yaitu Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Digital, dan Transisi Energi Berkelanjutan.
Sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia, “Recover Together, Recover Stronger”, V20 berupaya menumbuhkan pengetahuan tentang nilai-nilai dalam kebijakan publik melalui solusi kebijakan berbasis data dan berpusat pada manusia yang berkontribusi untuk mengatasi tantangan global.
Pertemuan Puncak Values 20 (V20) Summit 2022 memasuki hari kedua yang menghadirkan pembicara Economy-Inspiring yakni HR Director, Unilever Indonesia Willy Saelan di Badung, Jumat (21/10).
Sedangkan Economy Task Force Panel Discussion yakni Expert staff for minister of national development planning/BAPPENAS; Head of Indonesia SDG Secretariate, Indonesia Dr. Vivi Yulaswati, MSc, Well-Being Task Force Panel Discussion yakni V20 2022 Task Force Co-Led, Founder Alzheimer Indonesia DY Suharya serta Communique Launching: Closing session yakni Senior Manager-Entrepreneurship Initiatives, The Global Education & Leadhership Foundation (tGELF), India Yashodhana Raj dan NENILAI Founder, Director of DayaLima Meike Malaon.
Expert staff for minister of national development planning/BAPPENAS; Head of Indonesia SDG Secretariate, Indonesia Dr. Vivi Yulaswati mengharapkan setiap kebijakan global, khususnya negara – negara G20 menjadi Garza terdepan menerapkan values (nilai-nilai).
“Nilai-nilai ini bisa menjadi katalisator, ibarat oli dalam mesin,” ujarnya.
Misalnya, event – event itu yang diselenggarakan benar – benar memberikan dampak kepada individu, kelompok, masyarakat, negara dan dunia.
Begitu juga, pemilihan lokasi puncak pertemuan G20 di Green School Badung bisa menginspirasi dunia. Oleh karena, Green School telah menerapkan pendidikan atau value yang ramah lingkungan.
Selain memang tempat itu hijab dan lingkungannya masih alami, layaknya pedesaan tetapi sudah mendapatkan sentuhan – sentuhan yang nilainya bersifat universal.
Value yang patut dipertahankan setiap langkah atau kebijakan yang diambil yakni integritas, kejujuran dan gotong royong. Nilai-nilai itu memang diinginkan oleh sekitar 52 ribu responden setelah dilakukan survei.
Hal tersebut menandakan masyarakat Indonesia masih ingin mempertahankan nilai – nilai luhur budaya bangsa dalam era glibalisasi, termasuk nilai – nilai itu bisa diterapkan secara global.
Apabila tidak menerapkan nilai -nilai, khawatir munculnya budaya korupsi dan birokrasi yang berbelit-belit yang bisa menghambat proses pembangunan.
Sedangkan, V20 2022 Task Force Co-Led, Founder Alzheimer Indonesia DY Suharya mengharapkan, pengambil kebijakan sungguh – sungguh menerapkan nilai – nilai dalam setiap keputusannya.
Menurutnya, nilai itu bisa menjadi fondasi dan pedoman dalam melangkah. Oleh karena dampak dari nilai itu multiplier effect.
Dikatakan pula, rekomendasi V20 di Indonesia bisa dilanjutkan ketika India jadi tuan rumah, termasuk implementasinya.
Sementara itu, HR Director, Unilever Indonesia Willy Saelan berpendapat, penerapan nilai itu dalam dunia usaha akan mempengaruhi daya tarik konsumen.
“Unilever melihat nilai – nilai ini dijalankan memiliki relevansi dalam bisnis dan organisasi,” ujarnya.
Ditengah kemajuan teknologi dan kepedulian akan keberlanjutan lingkungan hidup, masyarakat justru makin sensitif terhadap brand – brand yang mampu menerapkan nilai itu sendiri. “Bahkan sensitif untuk melawan ketidakadikan itu terjadi,” ungkapnya.
Begitu juga dalam penyaluran CSR perusahaan bukan sekedar memberi lalu ditinggalkan, tetapi sepatutnya dijaga keberlanjutannya.
Langkah itu, pihaknya sudah diterapkan dalam produksi kecap bangau dari kedele hitam. Awalnya, pihaknya impor kedele banyak dari Amerika tetapi Unilever berdayakan petani dengan tanam di dalam negeri kerjasama dengan IPB. tra/aya
You must be logged in to post a comment Login