EKONOMI
Wabup Kembang Ajak Petani Muda dan Perempuan Jembrana Tekuni Kakao Organic
Jembrana, JARRAKPOS.com – Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan kembali mengajak petani muda dan petani perempuan Jembrana untuk menekuni Kakao. Prospek kakao sebut Kembang sangat besar. Terlebih Kakao Jembrana sudah diterima pasar ekspor. Hal itu ditandai semakin meningkatnya permintaan khusus untuk biji kakao organic, seiring dengan kesadaran para konsumen dunia akan pangan yang sehat memiliki karakteristik yang kuat.
Hal itu disampaikan Wabup Kembang Hartawan, saat membuka pelatihan Good Agriculture Practise (GAP) dan konsolidasi Program Kakao Lestari di Subak Abian Pala Werdi, Desa Poh Santen, Kecamatan Mendoyo, Jumat (13/3/2020). “Kakao Jembrana akan tambah berkembang asalkan para pemuda dan wanita mau ikut andil memberikan bantuan dengan ikut bertani,“ ujarnya. Karena itu, Wabup Kembang sangat mendukung pelatihan GAP ini yang salah satu tujuannya meningkatkan partisipasi kaum muda di sektor pertanian khususnya kakao.
“Kakao Jembrana diminati dunia karena memiliki Profil “Spesifik Aromatik Organic” yang mampu bersaing dan menembus pangsa pasar kakao Internasional. Saat ini yang sudah membeli biji kakao organic kita adalah Valrhona, Tachibana (Jepang), Circle Du Cacao (Belgia). Ini peluang sekaligus tantangan yang harus dioptimalkan generasi muda,” sebut Kembang.
Harapannya ke depan Jembrana tidak hanya mampu menjual Biji Kakao Fermentasi saja. Tapi sudah olahan fermentasi dalam berbagai bentuk Produk Turunan. Dicontohkan Kembang seperti Nibs, Serbuk, Pasta, Lemak (khusus organic). “Nah untuk mewujudkan harapan di atas, perlu dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Mulai dari akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas termasuk peran anak muda dan kaum wanita secara konsisiten mendukung program kakao lestari di Jembrana,” kata Kembang Hartawan.
Sementara itu, Kadis Pertanian Pangan Jembrana, I Wayan Sutama mengatakan pelatihan GAP (Good Agriculture Practices) kali ini difokuskan tentang pembuatan pupuk dan pestisida Organik. Kegiatan ini bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), bagian dari dipilihnya Kabupaten Jembrana sebagai Desa Devisa berbasis komoditi kakao. Pesertanya sebanyak 51 dari subak abian, serta petani muda Jembrana dan petani perempuan sebanyak 120 orang.
“Harapannya dengan pelatihan ini menambah wawasan petani dalam mengelola kebunnya dengan baik. Mulai dari kebersihan, penataan, pemangkasan dan pemupukan sesuai anjuran. Termasuk juga pelatihan membuat pupuk organik. Hasilnya jelas nanti produk yang dihasilkan seluruh organik dan tersertifikasi,” pungkas Sutama. mas/ama/*