EKONOMI
Workshop Efek Domino Covid-19, Bank Mandiri Optimis Stimulus Pemerintah Jaga Ekonomi Domestik
Denpasar, JARRAKPOS.com – Bank Mandiri menilai pemerintah telah mengambil langkah yang tepat melalui serangkaian stimulus sektor pariwisata dan fiskal untuk melindungi ekonomi Indonesia dari dampak buruk epidemi virus corona (Covid-19). Meski melambat, Ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir tahun ini berada di level 4,7%-4,9%, dibandingkan dengan 5,02% pada tahun lalu. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan pemberian insentif fiskal kedua untuk meredam dampak epidemi Corona. Insentif itu berupa keringanan Pajak Penghasilan (PPh) 21, PPh 22, PPh 25 dan percepatan restitusi PPN.
Kebijakan itu akan melengkapi insentif sebesar Rp10 triliun untuk menggerakkan sektor pariwisata domestik yang telah disampaikan pemerintah sebelumnya. Insentif tersebut antara lain diskon tiket pesawat untuk wisatawan lokal sebesar 30 persen ke 10 destinasi yang telah ditentukan, termasuk Bali, serta dana bantuan untuk kegiatan yang dapat menarik wisatawan mancanegara, seperti pelibatan influencer, kegiatan promosi, paket khusus untuk maskapai serta biro perjalanan. Tak hanya itu, pemerintah juga telah membebaskan pajak untuk hotel dan restoran di 33 kabupaten/kota selama enam bulan ke depan, serta meningkatkan tunjangan kartu sembako dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu.
Senior Ekonom Bank Mandiri, Dendi Ramdani mengatakan pemerintah telah menyadari sepenuhnya bahwa insentif yang dibutuhkan adalah stimulus yang mampu meningkatkan kapasitas ekonomi domestik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, pasca perkiraan kontraksi ekonomi Tiongkok akibat virus corona. Seperti diketahui, saat ini kontribusi Tiongkok pada perekonomian global mencapai sekitar 16%, padahal IMF memprediksi Tiongkok hanya tumbuh 5,6% pada 2020, level terendah sejak 1990. “Kami yakin insentif tersebut akan dapat memperkuat daya tahan fundamental aekonomi Indonesia yang relatif sangat baik saat ini. Jika itu terjadi, maka pekerjaan rumah pemerintah berikutnya adalah menjaga suasana psikologis masyarakat dan dunia usaha di Tanah Air untuk tetap optimis terhadap ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Dikatakan, saat Workshop Bank Mandiri dengan tema “Efek Domino Covid-19 pada Industri Penunjang Pariwisata di Bali” yang berlangsung di Swiss-Bell Resort Watu Jimbar, Jalan Danau Tamblingan No.99A Sanur, Denpasar, Jumat (6/3/2020), kepanikan yang tidak beralasan akan dapat berpengaruh negatif pada upaya kolektif pemerintah Indonesia dalam mengawal ekonomi. Dendi menjelaskan, pihaknya memperkirakan kondisi geografis Indonesia yang terletak di daerah tropis sangat menguntungkan karena menerima pancaran ultra violet dalam porsi yang besar untuk mematikan virus. “Kami berharap epidemi virus Corona akan segera mereda secara global setelah masuknya periode musim panas di belahan Bumi Utara,” kata Dendi.
Dalam kesempatan tersebut SVP Corporate Secretary Bank Mandiri, Rully Setiawan mengatakan, mitigasi tidak saja dilakukan secara pribadi namun dilakukan di seluruh Bank Mandiri. Seperti untuk sanitasi dan pengecekan panas tubuh sehingga mampu mendeteksi masyarakat yang terkena demam. Selain Bank Mandiri juga dijelaskan seluruh BUMN melalui Corporate Secretary telah diminta oleh pemerintah untuk melakukan mitigasi. “Iklan layanan masyarakat seperti yang di dahului oleh Bapak Presiden juga akan dilakukan mengatasnamakan BUMN dan seluruh instansi yang ada di Indonesia juga diharapkan mengikuti. Menyampaikan bahwa kita jangan panik tapi mitigasinya kita lakukan dengan benar,” ujar Rully Setiawan.
Mengenai pertumbuhan ekononi, pria murah senyum yang sebelumnya menjabat sebagai RCEO Regional XI Bali dan Nusa Tenggara ini mengatakan, pasti akan terkoreksi secara global. Kondisi ini akan sangat dipengaruhi dengan banyaknya pembatalan penerbangan. Ada kemungkinan target pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi dari 5,2 persen menjadi di angka 4,9 dan terburuk bisa mencapai 4,7 persen saja. Namun pihaknya menyakinkan para nasabahnya dan masyarakat untuk tidak panik agar ekonomi tetap tumbuh sesuai sektornya. Bahkan sektor terdampak Virus Corona yakni pariwisata sudah dianggarkan dana sebesar Rp10 triliun untuk mempromosikan pariwisata kita terjaga dan aman. “Kita berada di daerah tropis akan yakin ekonomi kita lebih baik. Program kita dua minggu lalu ada program kantor pusat. Program keringanan kepada debitur terdampak,” ungkapnya.
Kendati ada program tersebut, dijelaskan belum ada customer atau nasabah yang berkeinginan untuk memperpanjang tenor kreditnya. Namun pihaknya tetap akan mempersiapkan program tersebut bila memang dibutuhkan yang akan dijalankan sesuai seleksi dan prosedur yang ada, bahkan tetap ditawarkan secara aktif. Secara langsung nasabah Bank Mandiri yang terdampak langsung ada 40 persen di sektor pariwisata. Namum secara tidak langsung termasuk usaha turunan yang menunjang di sektor pariwisata bisa mencapai 70 persen. “Erupsi Gunung Agung dan gempa di Lombok di wilayah kita, sehingga kita lebih siap melakukan mitigasi saat ini. Kita hadir untuk negeri, kita hadir untuk masyarakat. Perpanjangan tenor sehingga cicilan akan lebih mudah buat customer tetap kita siapkan. Namun hingga saat ini belum ada yang mengajukan, kita tetap siapkan,” tandas Rully Setiawan yang telah menganggap Bali seperti rumahnya sendiri. eja/ama