SUARA PEMBACA
Buku “Panggil Aku Kristy”, Kisah Sukses dan Pantang Menyerah Sang Mantan Pramugari Garuda
Yogyakarta, JARRAKPOS.com – “Panggil Aku Kristy” itu judul buku yang ditulis perempuan berparas cantik, kelahiran Pati, 12 Desember 1974. “Kalau mau kenal lebih dekat bisa membaca buku Panggil Aku Kristy yang saya tulis nonstop 24 jam x 3 hari dari awal sampai akhir,” kata Kristyaningsing Miyagi nama lengkap mantan Awak Kabin Garuda Indonesia itu, saat dihubungi Jumat (21/6/2019). Awal kehidupan Kristy kecil yang tidak berkecupan itu, ternyata tidak menghalangi kisah suksesnya meniti karier di bisnis travel agent dan properti di yogyakarta dan Bali.
Di buku setebal 190-an halaman itu, ditulis lengkap dari kehidupan sejak kecilnya Kristy yang pas-pasan sampai hidup dengan penuh kemandirian dan kesuksesan, karena terus belajar dari pengalaman yang sangat berharga. “Saya juga ceritakan kenapa sampai sekarang saya nggak mau minum-minuman beralkohol. Ada juga saya tulis cerita jatuh hati dengan pria yang ternyata aliran kiri dan yang tak terlupakan adalah cerita seorang perempuan yang mau melamar saya untuk menikah dengan suaminya, tapi saya tolak,” beber peraih juara 1 menulis karya tulis tingkat nasional ini.
Baca juga : Dari Awak Kabin, Kristyaningsih Banting Setir Jadi Pengusaha Travel dan Properti Sukses
Uniknya lagi, kisah sukses Kristy ternyata dirintis karena nekad kabur dari rumahnya gara-gara mau dinikahkan sampai terjun memilih menjadi Pramugari Garuda Indonesia. Menurutnya, kabur itu berkonotasi negatif, tapi yang negatif bisa menjadi positif kalau tujuan terarah dengan niat benar dan memiliki semangat tinggi. Salah satunya dijalani dengan kuliah sambil bekerja sebagai pramugari. “Kalau dulu saya kabur dari rumah karena mau dinikahkan, saya menjadi Pramugari. Terulang kembali dari Jakarta saya kabur ke Bali karena patah hati dan akhirnya usaha property di Bali,” jelasnya.
Dalam buku tersebut, Kristy yang pernah ditetapkan sebagai Juara 1 Mbakyu Pati (seperti Abang None DKI Jakarta) itu, juga menulis punya pengalaman kerja berharga, selain selama 20 tahun sebagai Awak Kabin Garuda Indonesia, juga sempat menjadi announcer Bahasa Jepang di pesawat untuk semua route ke Jepang, karena cukup fasih berbicara bahasa Jepang. Bahkan, juga sempat terbang VVIP bersama Presiden keempat Abdurrahman Wahid (alm) sebagai awak kabin di penerbangan ke Havana, Kuba pada tahun 2000 untuk sebuah misi perdamaian.
Baca juga : “Pandawa Garden” Jadi Hunian Hijau Pertama Terapkan Sistem Rain Water Harvesting
“Selama 20 tahun bekerja selalu melewati ujian flight safety dengan nilai yang baik dan itu adalah modal saya bekerja dengan rasa aman di udara,” kata Kristy yang hampir 2 periode menjadi Humas ASITA DIY dan pernah Sekolah Marketing Managemen dan Bahasa Jepang Pariwisata. Ia mengaku akhirnya sekitar tahun 2008 menguji nyalinya dengan mencoba bisnis travel agent dan properti yang ternyata berhasil dengan gemilang. “Dalam bisnis, jatuh bangun itu sering. Didekati, dibaiki, terus ternyata ditipu cara halus, itu pun pernah. Tapi itu sebuah proses yang membuat semakin mengerti tentang liku kehidupan,” ungkap Komisaris PT Agung Mesari Harijaya tersebut.
Yang paling miris, kisah Director PT Miyagi Putra Mandiri itu, saat berumur 4 tahunan malah sempat dianggap meninggal, karena jatuh dari sepeda. Namun atas keimanan yang kuat dari ibunya, akhirnya keajiban pun terjadi. “Ibu yang meraung-raung menangis memohon yang Kuasa dan keajaiban Pencipta Hidup, makanya saya pulih kembali. Jadi hal terpenting dalam hidup saya adalah, rasa syukur saya yang tidak pernah habis, karena Tuhan pencipta hidup memperpanjang umur saya sampai saat ini,” ungkapnya seraya berkeinginan melakukan hal terbaik yang bisa memberi arti buat sesama.
Baca juga : Properti di Bali Menggeliat, “Pandawa Garden” Mengawali Hunian Berkelas di Bukit Naga Emas
Buat Kristy yang terpenting dan bisa jadi motivasi adalah, mengubah pola pikir selalu merasa hidup ini susah, rumit dan menderita dengan membaca buku ini. Kristy percaya kalau ia bisa lakukan satu hal, maka generasi muda milenial sekarang juga bisa lakukan banyak hal. “Caranya hanya lalui perjalanan hidup dengan sebaik-baiknya, karena jarang ada sesuatu yang instan. Tidak perlu sombong maupun mengandalkan pertolongan, dan tidak pernah berhenti mendekatkan diri pada-NYA,” pesan Kristy yang pernah menjadi pembawa Bendera Paskibraka tingkat provinsi itu.
Pesannya pemungkasnya, selain semuanya dijalani dengan terus mengalir dan semampunya, juga membiarkan orang lain yang menilainya. Karena kini, ia sangat bangga ber-KTP Bali dan 17 tahun hidup di lingkungan masyarakat Bali yang menurutnya amazing. “Kalau orang lain menilai saya sukses ya saya puji syukur, kalau orang menganggap saya biasa saja, ya memang itu riilnya. Karena kehidupan hari-hari saya, ya masih sering masak, ngurus anak, naik motor ke pantai, maen sama teman, disamping ngurus perusahaan di Jogja, property di Bali, juga melayani Tuhan dalam ibadah kecil dan belajar persekutuan di GKKA, Denpasar,” tandasnya.
Baca juga : Mantan Dagang Acung, Bermodal Nekad Sukses Buka “Warung Layana” Bercitarasa Restoran
Di pasaran buku ini sudah laris terjual, bahkan ada yang kembali diorder 100 buku. Menurut salah satu pembaca, Kiki Nuriswan menyebutkan Kristy dan polemik kehidupan merupakan suatu potret kehidupan manusia yang tegar dan mandiri. Buku ini sangat baik untuk dibaca dan banyak pelajaran hidup berharga. “Setelah membaca cerita seorang Kristy, ada dua hal penting dari sifat pantang menyerah dan keinginan yang kuat mencapai tujuan. Inilah kisah seorang Kristy dapat sebagai motivator bagi kita semua. Cerita kehidupan kecilnya dengan ekonomi pas-pasan, justru membuat Kristy menjadi sosok yang mandiri dan dibuktikan sampai sekarang ini,” tegas Produser dan Sutradara Film ini. tim/aka/ama
You must be logged in to post a comment Login