Connect with us

NEWS

Anggota Dewan Himbau Menhub Segera Keluarkan Penlok Bandara Bali Utara

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Janji Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi nampaknya disangsikan oleh kalangan DPRD Bali. Wakil rakyat Bali itu, tampaknya habis kesabaran menunggu janji-janji dan tarik ulur kepastian turunnya penentuan lokasi (penlok) Bandara Bali Utara oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya. Pasalnya sudah beberapa tahun rencana bandara ini bergulir, sayangnya hingga kini penlok belum juga pasti dan ibarat hanya menjadi “kabar burung.”

Ik-20/12/2018

Seperti disentil, Anggota DPRD Bali dapil Buleleng I Nyoman Tirtawan pun tampak cukup geram dengan ketidakpastian ini. Ia menghimbau Menhub segera menurunkan penlok ini, paling tidak dalam satu bulan ke depan. “Kalau dalam satu bulan penlok tidak turun, Apa saja kerjanya? Kita sudah di-PHP cukup lama,” tegas Tirtawan saat ditemui di Denpasar, Senin (7/1/2019).

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2018/12/30/penlok-dipastikan-turun-di-bukit-teletubies-gubernur-koster-gandeng-menhub-tinjau-lokasi-bandara-buleleng/

Tirtawan meminta Presiden Jokowi mengintruksikan dan memberikan pressing (tekanan) untuk mendesak Menhub Budi Karya, agar bekerja ikhlas, cepat dan tuntas dengan segera mengeluarkan penlok bandara ini. Gubernur bersama DPRD Bali dan seluruh elemen masyarakat Bali juga agar terus mengawal kepastian penlok ini. “Ini kan sudah lima tahun. Kok tidak ada gebrakan? Bikin penlok saja sampai berepisode. Jangan ada pamrih sehingga semua hitungan-hitungannya harus ada keuntungan pribadi. Ini tidak benar. Kita ingin membangun bandara untuk kepentingan publik bukan untuk mengutamakan kepentingan pribadi,” imbuh Tirtawan.

Advertisement

Ik-20/12/2018

Anggota Komisi I DPRD Bali itu pun mengaku tidak habis pikir apa sebenarnya masalah kenapa kepastian penlok Bandara Bali Utara ini belum juga turun. “Apa susahnya menurunkan penlok secepatnya. Apa kita disuruh nunggu lagi bertahun-tahun? Presiden kerjanya cepat,” kritik Tirtawan. Politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini menegaskan keberadaan Bandara Bali Utara merupakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk Bali. Buka hanya dalam konteks pemerataan pembangunan dan pemerataan ekonomi.

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2018/12/20/totalitas-kerja-gubernur-koster-sebelum-dilantik-sudah-bereskan-bandara-bali-utara/

Namun ada hal yang lebih besar yakni sebagai kontingensi plan (rencana alternatif/Plan B) bagi perekonomian atau pariwisata Bali ketika terjadi misalnya bencana alam di Bali Selatan atau di seputar Bandara Internasional Ngurah Rai. Sebab diketahui berdasarkan kajian sejumlah lembaga dan ahli, kawasan Bali Selatan sangat rawan bencana seperti potensi likuifaksi (tanah kehilangan kekuatan dan ambles tiba-tiba), gempa bumi hingga tsunami.

22/12/2018

Hal ini sesuai hasil kajian ilmiah dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia ( IAGI )  yang menyebutkan kawasan Bali Selatan rawan likuifaksi tinggi seperti Pendungan, Serangan , Pelabuhan Benoa, dan Tanjung Benoa. Seperti diketahui, kawasan tersebut sangat dekat dengan Bandara Ngurah Rai sehingga jika terjadi bencana di kawasan itu, operasional bandara pasti lumpuh total dan ribuan penerbangan akan dibatalkan. “Jadi Bandara Bali Utara ini adalah solusi dan kontingensi plan kita jika ada bencana di Bali Selatan. Kita berharap bencana itu tidak terjadi, tapi kita tetap harus well prepare, punya mitigasi bencana, skema evakuasi dan kontingensi plan yang baik,” kata Tirtawan.

Baca juga :

Advertisement

https://jarrakpos.com/2018/12/18/sebelum-tahun-2024-bandara-bali-utara-tuntas/

Untuk itulah keberadaan Bandara Bali Utara sangat vital dan diperlukan. Dalam kondisi terburuk pun jika ada bencana di Bali Selatan dan sampai mengganggu operasional Bandara Ngurah Rai, maka Bandara Bali Utara bisa tetap beroperasi baik melayani penerbangan masyarakat umum maupun wisatawan. “Jadi Bali punya alternatif jika ada bencana atau kondisi yang tidak kita inginkan di Bali Selatan. Pariwisata Bali tidak akan lumpuh sepenuhnya, tapi masih bisa menggeliatkan dengan adanya alternatif Bandara Bali Utara,” tegas Tirtawan yang dalam Pileg 2019 ini kembali maju sebagai caleg DPRD Bali petahana dari Partai NasDem dapil Buleleng nomor urut 5.

Ik-20/12/2018

Sementara secara nasional, keberadaan Bandara Bali Utara ini juga akan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan pariwisata Indonesia. Apalagi diketahui negara ini masih tertinggal jauh dari sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Thailand hingga Malaysia dalam urusan mendatangkan wisatawan mancanegara. “Kita malu dengan Malaysia yang enam kali lebih kecil dari Indonesia tapi mampu mendatangkan wisatawan lebih banyak. Semestinya kalau Indonesia mau sejajar dengan Malaysia seharusnya kita sudah mampu mendatangkan wisatawan hingga 125 juta,” terang Tirtawan.

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2018/04/06/penlok-batara-segera-turun-pembari-dan-perusda-jalin-mou-bangun-bandara-bali-utara/

Advertisement

Dalam hitungan Tirtawan, jika Indonesia mampu mendatangkan 125 juta wisatawan tiap tahun maka akan mendatangkan devisa atau pendataan hingga Rp 1.540 triliun atau hampir setara jumlah APBN Indonesia dalam setahun. Dengan asumsi dari 125 juta wisatawan ini menghabiskan uang sehari rata-rata Rp 1.760.000 dan tinggal selama 7 hari di Indonesia dalam satu kali kunjungan. Jika itu tercapai, implikasnya semua sektor akan bergerak. “Maka saya dorong penlok turun secepat-cepatnya. Bila perlu hari ini sudah ada penlok. Apa sich masalah di Kementerian Perhubungan? Jangan terus berlama-lama,” tandas Tirtawan.

Ket foto : Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi, memastikan penentuan lokasi (penlok), dipastikan turun sekitar 3 sampai 4 bulan kedepan. (Ist/Net)

Seperti diketahui, pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (Buleleng) akhirnya mendapat angin segar. Pasalnya, Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi, memastikan penentuan lokasi (penlok), dipastikan turun sekitar 3 sampai 4 bulan kedepan. Penlok terhitung sejak dirinya melakukan peninjauan lokasi lahan rencana dibangunnya bandara di Buleleng yang dilaksanakan pada Minggu pagi, (30/12/2018), di kawasan Bukit Teletubies, Banjar Ampel Gading, Desa Kubutambahan bersama Gubernur Bali, Wayan Koster, didampingi Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, dan sejumlah pejabat lingkup Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng, serta tokoh masyarakat Kubutambahan. tim/net/ama

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply