PARIWISATA
Dongkrak Kunjungan Pariwisata, Pelabuhan Benoa Sandarkan 160 Cruise Besar di Tahun 2019
Ket foto : Kunjungan wisata di Pelabuhan Benoa diharapkan akan mencapai dua kali lipat dengan total 160 kapal pesiar besar.
Denpasar, JARRAKPOS.com – Pelabuhan Benoa terus melakukan penataan dan pembenahan serta peningkatan fasilitas agar bisa dikunjungi lebih banyak kapal pesiar berukuran besar. Salah satunya pengerukan kolam dan pendalaman alur di dermaga timur yang sudah rampung. Dengan demikian jumlah cruise atau kapal pesiar besar yang bersandar mengunjungi Pelabuhan Benoa diharapkan akan mencapai dua kali lipat dengan total 160 kapal pesiar besar untuk mendongkrak kunjungan wisata Bali tahun 2019. “Sekarang sampai akhir tahun ini permintaan kapal pesiar bersandar di Pelabuhan Benoa mencapai 80 kapal pesiar. Setelah ada pengerukan alur dan pendalaman kolam kami harapkan bisa dua kali lipat, mencapai 160 kapal pesiar,” kata CEO Pelindo III Regional Bali Nusra, I Wayan Eka Saputra, Jumat (31/8/2018).
Sebelumnya, dalam kolam alur dermaga timur Pelabuhan Benoa sekitar 9 Mean Low Water Springs (MLWS) dengan kapal yang bisa bersandar ukuran 260 GT. Saat ini sedang dikerjakan pendalaman alur menjadi 12 MLWS agar kapal ukuran 335 GT bisa bersandar. “Pendalaman kolam dan alur sudah selesai. Tapi harus dicek dulu oleh lembaga internasional. Dipastikan dulu apakah draft sudah 12 MLWS. Peta di Pelabuhan Benoa juga akan di-update agar operator kapal pesiar besar tahu bahwa kap mereka bisa bisa sandar di Benoa,” ujar Eka Saputra yang sudah 21 tahun berkarir di Pelindo itu.
Pengerukan kolam dermaga timur, turning basin, dan alur pelabuhan telah dimulai sejak April 2018. Dengan meningkatnya kedalaman dermaga, maka kapal dengan jumlah penumpang hingga 3.352 orang akan bisa bersandar di Pelabuhan benoa. Sebelumnya, Pelabuhan Benoa hanya bisa menampung kapal dengan jumlah penumpang hingga 1.430 orang. “Kapal pesiar Genting Dream mungkin Oktober datang. Tapi akan sipastikan dulu draft bisa masuk atau tidak,” ujar Eka Saputra sambil menambahkan permintaan kapal pesiar untuk bersandar di Pelabuhan Benoa sudah ada dijadwalkan sampai tahun 2021.
Interkonektivitas Permudah Arus Barang ke Wilayah Timur
Pejabat asal Bangli itu juga menjelaskan, pihaknya kini tengah gencar mewujudkan interkoneksi Bali-NTB-NTT (Bali-Nusra) yang merupakan wilayah kerjanya. “Program ini wujud dari program tol laut Presiden Jokowi yang menghubungkan satu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya khususnya di wilayah Timur Indonesia,” ujarnya seraya mengatakan pelabuhan itu nantinya diharapkan bisa menjadi jembatan bagi masyarakat dan perekonomian suatu daerah. Apalagi kini di daerah timur perekonomian masyarakat tengah menggeliat. Interkoneksi pelabuhan laut bisa mencapai berbagai pelosok di wilayah Bali-Nusra (Bali-NTB-NTT) termasuk kapal barang peti kemas, selain sebagai pelabuhan penumpang. “Nanti bisa masuk ke Lombok, Maumere, Kupang semua bisa terintegrasi melalui pelabuhan yang ada,” sebutnya.
Dengan konektivitas yang lebih mudah diharapkan arus distribusi barang menjadi lancar, sehingga akan berpengaruh pada harga komoditas yang dibutuhkan. “Barang mudah didapat, dan pastinya distribusi jadi mudah, harga murah,” tukasnya sembari menambahkan konektivitas juga mempercepat proses bongkar muat barang. Ia menganggap perubahan besar akan terjadi jika interkonektivitas diwujudkan baik itu untuk arus barang ataupun kapal cruise. Apalagi arus peti kemas ke arah timur Indonesia menurutnya sudah mulai banyak. Bahkan yang dari wilayah Timur juga arusnya mulai besar. “Misal di wilayah Sumbawa kemudian Ende dan Flores produksi jagungnya melimpah dan mereka sudah ekspor langsung ke beberapa negara misal Vietnam melalui pelabuhan petikemasnya,” sebut Saputra.
Pasca terjadinya gempa yang terjadi di Lombok, Saputra yang baru saja kembali dari kunjungannya ke beberapa pelabuhan di wilayah Timur juga menjelaskan kondisi terakhir disana. Menurutnya tidak ada kerusakan yang berarti menimpa pelabuhan di Lombok ataupun daerah lainnya. “Hanya ada retakan kecil yang tidak mempengaruhi operasional pelabuhan, semua dalam kendali,” tuturnya. Bahkan bantuan logistik yang masuk melalui pelabuhan di Lombok juga lancar. “Atas musibah yang terjadi Pelindo juga turut prihatin sembari memberikan sumbangan yang bisa meringankan saudara-saudara kita di daerah bencana,” tutupnya. eja/ama
Pingback: Pasca Blackout Total, Keandalan Listrik di Bali Kembali Aman - Bersama Membangun Bangsa