PARIWISATA
Jangan Meratapi Corona, Made Sujana: Pariwisata dan Ekonomi Bali harus Lebih Kuat
Denpasar, JARRAKPOS.com – Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Badung, I Made Sujana mengatakan berakhirnya kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia Khususnya Bali karena isu virus corona saat ini jangan sampai menyurutkan semangat pelaku pariwisata bersama pemerintah untuk terus melakukan promosi pariwisata. Situasi yang terjadi saat ini harus kembali menyadarkan pelaku pariwisata agar benar-benar kuat tidak hanya melihat peluang namun menyikapi tantangan. “Dalam satu bisnis itu pasti ada tantangan dan peluang. Tantangan saat ini memang akibat virus corona yang sudah menjadi masalah dunia bukan masalah Bali saja. Efek dari kondisi tersebutlah yang menjadi masalah bagi kepariwisataan kita. Peluangnya kita harus berfikir, jangan fokus pada pasar China saja. Hikmahnya bagi saya selaku pengusaha. Disini saatnya kita belajar mandiri,” ujar Made Sujana saat ditemui di Denpasar, Jumat (14/2/2020).
Hilangnya Pasar China hingga jangka waktu yang belum bisa dipastikan ini tentunya jangan sampai membuat pelaku pariwisata larut untuk meratapi. Justru pemerintah melalui stake holder dan asosiasi pariwisata terkait harus lebih semangat untuk melakukan promosi pariwisata di luar negeri. Menyatakan bahwa Bali sangat aman untuk dikunjungi. Dicontohkannya promosi bisa dialihkan ke negara-negara penghasil wisatawan lainnya seperti Jepang, Australia, Eropa dan India. “Dasar pengalaman ini menuntun kita mengalihkan kepada wisatawan di luar China. Prinsipnya kita jangan meratapi, harus kita mencari solusi. Ada dua yang bisa kita lakukan, pertama untuk market kita cenderung lebih kepada negara-negara di luar cina. Disisi lain memperkuat pengalaman dari sektor lainnya untuk memperkuat sektor ekonomi Bali agar mampu mandiri. Salah satunya melalui bidang pertanian,” harap pemilik Nirmala Group itu.
Baca juga: Hadapi Wabah Corona, Wishnutama: Perlu Kebijakan Komprehensif
Dari sisi usaha juga dijelaskan, bahwa ditutupnya kunjungan wisatawan China melalui penerbangan langsung juga telah berdampak pada sektor buruh. Karena disadari tingginya kunjungan wisatawan China ke Bali juga didominasi kualitas wisatawan menengah ke bawah. Penurunan signifikan akan terjadi pada tempat-tempak wisata yang mengandalkan tiket, seperti DTW, wahana rekreasi air dan wisata alam serta moda transportasi. Kondisi penurunan wisatawan tersebut juga dijelaskannya juga berpengaruh pada penurunan kunjungan wisatawan mancanegara lainnya. Bahkan penurunan juga terjadi untuk kunjungan wisatawan Nusantara. Inilah yang harus ditangkap menjadi satu peluang untuk mempromosikan pariwisata Bali. Bahkan potensi wisatawan lokal berkunjung ke China bisa dialihkan untuk mengunjungi Bali. “Jangan direnungi. Baru satu negara banyak negara lainnya, harus promosi ke negara lain promosi digencarkan bahwa Bali aman,” tandasnya. eja/ama